ABSTRAK
Sarung pertama kali masuk ke Indonesia pada abad ke-14 melewati para saudagar Gujarat dan
Arab yang mengenakan busana tersebut sambil menyebarkan agama Islam. Maka dari itu dalam
perkembangannya, sarung identik dengan kebudayaan Islam. Pakaian tersebut juga memiliki banyak
ragam motif dan corak yang merupakan bagian dari warisan budaya Nusantara. Penelitian ini bertujuan
(i) Mengetahui bagaimana sejarah dan perkembangan penggunaan busana sarung sebagai bagian dari
kearifan lokal di Kota Santri Sedan Kabupaten Rembang. (ii) Mengetahui strategi dan upaya pelestarian
dan pengembangan penggunaan busana sarung sebagai bagian dari kearifan lokal dan identitas diri
masyarakat di Kota Santri Sedan Kabupaten Rembang. Jenis penelitian yang digunakan penelitian
kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Pengumpulan data menggunakan teknik wawancara.
Sedangkan penentuan informan menggunakan teknik purposive sampling.
Kain sarung dibawa oleh pedagang-pedagang Muslim sebagai bagian dari busana sehari-hari
mereka. Karena hubungan perdagangan dan penyebaran Islam berlangsung hampir bersamaan, sarung
menjadi simbol busana Islami di Nusantara. Di Sedan, penggunaan sarung berkembang seiring dengan
bertumbuhnya lembaga pendidikan Islam seperti pondok pesantren dan madrasah. Sarung menjadi
bagian penting dari busana sehari-hari santri, ustadz, dan kyai. Hal ini bukan hanya soal kebiasaan
berpakaian, tetapi juga tentang identitas keislaman. Strategi dan upaya pelestarian dan pengembangan
sarung dapat dilakukan dengan berbagai cara; 1). Pembiasaan penggunaan sarung sejak diri; 2).
Pengembangan model dan motif; 3). Pemanfaatan teknologi dalam pemasaran; 4). Pelibatan budaya
sarung dalam acara-acara tertentu.
Kata kunci: Identitas Budaya Lokal, Kearifan Lokal, Sarung.

download:  KAIN BERCORAK BUDAYA Busana Sarung Simbol Kearifan Lokal dan Identitas Diri Masyarakat Kota Santri Sedan