ABSTRAK
Pelestarian kearifan lokal melalui penggunaan arab pegon dalam pembelajaran kitab
kuning merupakan efektivitas dari pelestarian budaya islam jawa yang mulai terdegradasi.
Arab pegon merupakan sistem penulisan bahasa arab dengan memadukan bahasa Arab
dengan bahasa jawa di dalamnya. Aksara pegon digunakan sebagai alat atau metode dalam
meningkatkan pemahaman dalam mempelajari kitab kuning. Metode seperti sorogan
merupakan salah satu wujud dari pelestarian arab pegon yang telah diterapkan di pondok
maupun di majelis taklim dengan awalan utawi iki iku. Pelestarian kearifan budaya ini
bertujuan agar budaya islam tidak punah seiring berkembangnya zaman, dengan metode
pembelajaran kitab kuning diharapkan dapat lebih relevan dan menarik minat bagi para
siswa, serta mendorong mereka untuk lebih mendalami kearifan budaya maupun lokal yang
terkandung dalam kitab.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan teknik pengumpulan data
wawancara dan observasi terhadap beberapa pengajar arab pegon. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa pelestarian arab pegon sebagai bentuk kearifan budaya islam jawa
masih tetap terjaga, terutama di pesantren salafi dengan ciri khasnya utawi iki iku. Penelitian
ini juga mengeksplorasi tantangan yang dihadapi dalam integrasi aksara pegon dalam
kurikulum pendidikan, serta strategi yang dapat diterapkan untuk mengatasi tantangan
tersebut. Menggunakan metode sorogan serta digitalisasi arab pegon melalui pandi yang
berfungsi sebagai salah satu bentuk pelestarian di era perkembangan IPTEK yang semakin
meningkat pesat.